rindu terjal akupun merapal, dalam kata-kata tak berspasi, harap kau sadari meski tak ada titik koma menempati
kopi kerinduan
rinduku meranting kering dari waktu-waktu kau patahkan
seperti udara dirimu kunanti pada jendela yang tak pernah terkunci
setiap pagi, dua cangkir kopi selalu kusiapkan
yang kuseduh sendiri, dua sendok kopi hitam dengan sedikit gula, tak penah lupa
seperti udara dirimu kunanti pada jendela yang tak pernah terkunci
setiap pagi, dua cangkir kopi selalu kusiapkan
yang kuseduh sendiri, dua sendok kopi hitam dengan sedikit gula, tak penah lupa
padaku hatimu
padaku hatimu membatu namun aku menjalar, belukar waktu
padaku hatimu berkarang namun aku menerjang, gelombang pasang
bila rindu aku getarkan enam senar
bila getir, jemari mengulum butir-butir
padaku hatimu?
padaku hatimu berkarang namun aku menerjang, gelombang pasang
bila rindu aku getarkan enam senar
bila getir, jemari mengulum butir-butir
padaku hatimu?
tema
mari kita membaca, butir-butir yang terlena
dari cerita terjamah serta alenia tergubah
bahkan sering terlupa kita menentukan tema
dari cerita terjamah serta alenia tergubah
bahkan sering terlupa kita menentukan tema
Langganan:
Postingan (Atom)